search

Jumat, 15 April 2011

Curhat - curhat

Pengen buat novel tapi gag ada waktu,
Klo ada yang buka halaman ini, tolong baca kutipan novel yang mau aku buat dan kasi coment yah :D
Bab I
Trio Devil

Hari ini tepat sebulan Amanda berada di kota ini. Kota yang baru dengan segala sesuatu yang serba asing buatnya. Kota yang sekarang ditinggalinya hanyalah kota kecil jika dibandingkan dengan kota yang dulu ditinggalinya, Jakarta. Tabanan, begitu nama kota kecil itu. Kota yang terletak di pulau seribu pura, pulau Bali yang eksotik. Kota ini adalah kampung halaman ibunya. Dari sejak kecil Amanda dan ketiga kakaknya dibesarkan di kota metropolitan Jakarta. Setelah kakaknya satu persatu lulus SMP, perlahan proses kepindahannya ke Bali pun dimulai. Alasan kepindahan itu karena ayah dan ibu Amanda menginginkan tempat tinggal yang lebih tenang. Maka setelah kakak pertama Amanda yang bernama David lulus SMP, satu persatu kakak – kakaknya menyusul pindah mengikuti jejak ayah dan ibunya. Dan tentunya Amanda yang paling terakhir pindah ke Bali.
Amanda merasa senang sekali bisa berkumpul dengan keluarga besarnya lagi. Butuh waktu yang lama untuk bisa berkumpul bersama dengan kakak – kakaknya. Namun sayangnya saat tiba waktu Amanda untuk menyusul ketiga kakaknya, orangtua Amanda sedang tak ada di Bali karena ada keperluan pekerjaan. Kemudian hanya berselang sebulan setelah kepindahannya, kakak ketiganya, Charlie, keluar negeri karena mengikuti pertukaran pelajar selama tiga bulan. Tinggallah Amanda dengan kedua kakaknya, David dan Barbara. Tentu ditemani pula oleh dua orang pembantu yang juga merupakan kekerabatan Amanda.
Hari ini Amanda merasa sangat bersemangat. Hari ini memang bukan hari pertama Amanda masuk di sekolah barunya, SMA 3. Tapi ini merupakan hari pertamanya diijinkan membawa motor sendiri ke sekolah. Tadi pagi setelah terjadi perdebatan kecil di meja makan, akhirnya David mengijinkan Amanda untuk pergi ke sekolah dengan motornya sendiri.
“Dave, aku ada urusan di kampus nih. Aku mesti berangkat pagi – pagi. Pulangnya malem kayaknya. Kamu anterin Manda sekolah ya?” kata Barbara pada David saat mereka bertiga tengah sarapan pagi jam 5.30 waktu setempat. Pada hari senin memang semua kegiatan dimulai lebih awal.
“Loh? Kan sekarang giliran kamu yang nganterin Manda sekolah. Kan kamu tau sendiri. Tiap senin aku harus berangkat kerja lebih pagi dari biasanya. Tempat kerjaku jauh Bara.”
“Yah udah kamu anterin aja Manda sekolah bareng kamu. Daripada ntar dia gag ada yang nganterin ke sekolah.”
“Barbara jahat.” Amanda merajuk. “Mana ada orang di sekolah jam segini. Pintu gerbang pasti juga masih tutup.”
“Yee jangan salah. Ada tau orang di sekolahmu jam segini.”
“Masa sih Kak? Emang orang – orang di sini suka nginep di sekolah ya?”
Muka Barbara tiba – tiba memerah, seketika dia tertawa terbahak – bahak. Amanda menampakkan ekspresi yang sangat kontras dengan Barbara, melongo tak mengerti.
“Dasar bodoh.” Barbara masih terkikik geli. “Jam segini tuh adanya cuma hantu – hantu penunggu sekolah.” Amanda langsung bergidik membayangkan perkataan Barbara. “Udahlah Dave, kasi dia bawa motor sendiri napa. Dia itu udah gede. Udah 16 tahun. Udah nggak ngompol lagi kan.”
“Hah? Apa maksud kata – katamu tuh Bara.” sela Amanda.
“Udah. Kalian berdua diem.” Dave menengahi. David berpikir sejenak. “Yah sudah. Seperti kata Barbara. Kamu aku izinin pergi ke sekolah sendiri.”
“Tuh kan Manda. Kamu terima kasih dong sama aku.” Barbara girang. Amanda berbinar – binar senang. “Kalo nggak karena aku, dijamin seumur hidup kamu nggak akan bakal pernah naik motor sendiri. Mulai sekarang dan selanjutnya kamu boleh bawa motormu sendiri.”
“Hei, sejak kapan kamu yang memutuskan.” David menyela. Barbara nyengir saja. “Manda kalo kamu bisa pulang dalam keadaan selamat hari ini. Untuk selanjutnya kamu boleh bawa motormu sendiri.”
Dan begitulah ceritanya. Amanda sudah tidak sabar untuk merasakan mengendarai motornya. Selama sebulan belakang, Amanda sudah belajar keras belajar mengendarai motor dibawah pengawasan Barbara yang super kejam. Rasanya semua penderitaan yang dilaluinya terbayarkan sudah dengan keputusan David tadi pagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar